Holylandpermatatour – Via Dolorosa merupakan sisa-sisa satu dari dua jalur utama timur-barat (Decumanus Maximus) yang melintasi Aelia Capitolina, dibuat oleh kaisar Hadrian. Desain kota Romawi standar menempatkan jalur timur-barat utama melalui tengah kota, tetapi adanya Bait Suci di tengah posisi ini membuat para perancang untuk kaisar Hadrian membuat satu jalur timur-barat di sebelah utaranya.
Sebagai tambahan dari jalur pusat utara-selatan (cardo), yang di Yerusalem mengarah ke atas bukit sebelah barat, jalur utama utara-selatan kedua ditambahkan di bawah garis Tyropoeon Valley; kedua cardines melebur di dekat Gerbang Damaskus, dekat dengan Via Dolorosa. Jika Via Dolorosa diteruskan ke barat dalam garis lurus melintasi dua jalur tersebut, akan membentuk suatu blok segitiga yang terlalu sempit untuk membangun bangunan standar; decumanus (sekarang Via Dolorosa) sebelah barat Cardo dibangun di sebelah selatan bagian timurnya, sehingga jalur itu tidak tersambung dan terlihat sampai sekarang.
Setiap hari Jumat, suatu prosesi Katolik Roma menjalani jalur Via Dolorosa, dimulai dari kompleks biara pada titik salib pertama; prosesi ini diorganisir oleh ordo Franciscan di biara ini, yang juga memimpin prosesi. Pengulangan adegan sering kali juga dilakukan di jalur ini, oleh produksi amatir dengan, misalnya, tentara-tentara Romawi yang mengenakan helm plastik dan balutan polyester berwarna merah menyala, maupun drama yang lebih profesional dengan pakaian dan peralatan yang akurat dari sisi sejarahnya.
Alkitab tidak secara khusus menyebut Via Dolorsa. Yang kita ketahui dari Alkitab ialah bahwa Yesus membawa salib-Nya dari Praetorium sampai ke tempat penyaliban-Nya di bukit Kalvari. Lokasi kedua tempat ini tidak diketahui secara pasti, namun dimanapun tempatnya, rute ini tentunya sangat sengsara. Penyesahan serta penderitaan fisik yang dialami Yesus ringan dibanding penderitaan sebenarnya yang Ia tanggung — beban dosa semua umat percaya. Ia disalibkan dengan menanggung dosa kita dan dihukum mati demi melunasi hutang hukumannya.
Ketika umat Kristen merenungkan perjalanan Kristus menuju penyaliban, kita mengingat betapa berharganya keselamatan kita dan betapa mahal harga yang harus dibayar Tuhan Yesus. “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Yesaya 53:5). Ketika kita merenungkan penderitaan dan penghinaan yang Ia terima karena kita, dengan melunasi harga yang tak mungkin kita bayar, kita hanya bisa bersyukur pada-Nya dan mengambil komitmen untuk hidup taat pada-Nya.
” Yuk hubungi kami di 0812-1948-4207 untuk info lebih lanjut … “Tuhan Memberkati..
[block id=”1205″]