Holyland Permata Tour

Holylandpermatatour Sungai Nil dalam bahasa Arab disebut ANNIL. Atau dalam bahasa Mesir (Koptik) disebut dengan ITERU, yang letaknya berada di Afrika.

Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa Mesir merupakan Karunia Nil. Ungkapan tersebut bermakna bahwa negara Mesir akan sulit dihuni tanpa kehadiran Sungai Nil.

Sungai Nil sendiri masih membanjiri tanah di Mesir, yang biasa disebut dengan Sedimen, yang berarti hitam.

Nama Sungai Nil sendiri berasal dari kata Semit Nahal yang kemudian dinamakan menjadi Neilos, yang artinya Lembah Sungai.

Pada masa Yunani dan Roma yang terbesar dari danau-danau ini dikenal sebagai rawa atau Payau Sirbonia.

Payau ini mempunyai nama yang sangat buruk. Pasir kering yang melintasi payau ini membuatnya kelihatan seperti tanah padat. Namun ternyata tidak.

Payau ini telah menelan banyak bala tentara yang maas di masa silam.

Daerah delta dan pantainya memiliki suhu dan kelembapan tinggi pada musim panas dan dingin.

Angin panas yang membakar atau Kamsin tertiup melintasi delta pada bulan Maret dan Mei. Serta membuat penduduk merasa lekas letih dan marah.

Angin Sobal menimbulkan badai debu yang membuat orang tak dapat melihat dan dalam waktu beberapa menit dalam mengubur khafilah dagang. Iklim yang berubah-ubah ini membawa banyak penyakit pada bangsa Mesir.

Sebenarnya Musa memperingatkan orang Israel bahwa bila mereka tidak setia kepada Allah, ia akan mendatangkan segala wabah kepada mereka (Ulangan 7: 15; 28: 60).

Anggota-anggota tentara Napoleon menderita bisul dan demam ketika mereka berkemah di Mesir hilir. Para pengunjung masa kini pun merasa sukar menyesuaikan diri dengan iklim di Mesir.

Iklim Sungai Nil yang demikian terjadi hingga hari ini. Sama persis seperti yang digambarkan dalam Alkitab (Yesaya 19: 7-8; Yeremia 46: 7-9; Amos 9: 5; Zakharia 10: 11).

Namun di sisi lain, iklim ini juga sangat menguntungkan penduduk Mesir. Dimana angin sepoi-sepoi yang hangat dari Laut Tengah menjadi musim yang baik untuk menanam sepanjang tahun.

Pada saat bersamaan, kekeringan gurun gersang di sepanjang pinggiran lembah Nil dimanfaatkan untuk mengawetkan jenazah yang di balsam atau mumi dari Firaun dan barang peninggalan mereka dan daerah tandus keliling Mesir menjadi perbatasan alami yang mudah dipertahankan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *