Holylandpermatatour – Gunung Tabor (Ibrani: הַר תָּבוֹר – HAR TABOR; Yunani: Όρος Θαβώρ – HOROS TABOR). Gunung Tabor di Israel ketinggiannya hanya 575 mdpl, tapi dari gunung ini, keindahan Danau Galilea dan dataran sekitarnya menjadi sungguh sangat mempesona.
Letak Gunung Tabor sendiri berjarak sekitar 18 km saja dari danau air tawar yang besar di Israel itu terletak di bagian selatan Galilea (Lower Galilee). Merupakan lokasi perang antara Barak dan tentara raja Yabin, yang dipimpin oleh panglimannya, Sisera selama masa pemerintahan hakim Debora pada pertengahan abad ke-14 SM. Diyakini oleh banyak orang Kristen sebagai lokasi Transfigurasi Kristus. Juga dikenal sebagai Har Tavor, Itabyrium, Jebel et-Tur, dan the Mount of Transfiguration (Gunung Transfigurasi).
Gunung Tabor yang terletak sebelah utara Israel merupakan tempat tujuan ziarah yang cukup ramai. Di puncaknya, di tempat yang dipercaya sebagai lokasi Tuhan Yesus dipermuliakan bersama dengan Nabi Musa dan Elia, berdiri gereja Roma Katolik yang dikenal sebagai “Church of Transfiguration”. Yang menarik di Gunung Tabor adalah kompleks biara Katolik Roma dan Eastern Orthodox yang berdampingan di puncak gunung tersebut.
Tuhan Yesus mengajak secara eksklusif ketiga orang muridnya yang menjadi saksi (lihat hukum Yahudi ttg Hukum Dwiganda Saksi) : Petrus, Yakobus dan Yohanes naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di tempat itu Tuhan Yesus berubah menjadi bercahaya, dan bertemu dengan Musa dan Elia:
* Matius 17:1-9, Yesus dimuliakan di atas gunung
17:1 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
17:2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
17:3 Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.
17:4 Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”
17:5 Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.”
17:6 Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan.
17:7 Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: “Berdirilah, jangan takut!”
17:8 Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorangpun kecuali Yesus seorang diri.
17:9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: “Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.”
Lihat juga Markus 9:2-10; Lukas 9:28-36
Markus mengatakan bahwa pada peristiwa itu pakaian Tuhan Yesus: “pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu”, dan Lukas menyatakan bahwa “rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.” Transfigurasi itu kemungkinan terjadi pada malam hari, sebab para murid “telah tertidur” (Lukas 9:32). Pada malam hari peristiwa itu tampak lebih jelas, dan mereka memang bermalam di atas gunung itu, karena baru pada keesokan harinya mereka turun dari gunung (Lukas 9:37). Akan tetapi, Alkitab tidak menyebutkan berapa lama persisnya transfigurasi ini berlangsung.
Sebelum mendaki gunung itu, Kristus pernah bertanya kepada semua muridnya, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” yang dijawab oleh Petrus, “Engkau adalah Mesias!” Setelah itu, Tuhan Yesus memberi tahu mereka bahwa Ia akan mati dan dibangkitkan (Markus 8:27-31), namun Ia juga menjanjikan bahwa ada beberapa muridnya “yang tidak akan mati” sampai mereka terlebih dahulu melihat “Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya . Janji itu tergenap “enam hari kemudian” (atau “delapan hari” menurut Lukas, karena tampaknya ia menghitung juga hari diucapkannya dan hari digenapinya janji itu) ketika Petrus, Yakobus dan Yohanes menyertai Tuhan Yesus naik ke “sebuah gunung yang tinggi” (Matius 17:1; Markus 9:2; Lukas 9:28), dan di sana, ketika sedang berdoa, Yesus Kristus ditransfigurasi di depan mata mereka.
Pada waktu Yesus Kristus mengalami transfigurasi, Musa dan Elia juga muncul dengan kemuliaan (Lukas 9:30, 31; Matius 17:3; Markus 9:4). Telah dinubuatkan bahwa Allah akan membangkitkan seorang nabi seperti Musa, dan janji itu tergenap dalam diri Kristus (Ulangan 18:15-19; Kisah 3:19-23). Ada banyak kesamaan antara Musa dan Yesus Kristus, antara lain:
- Anak-anak kecil dibunuh pada waktu kelahiran mereka, sedangkan mereka sendiri luput (Keluaran 1:20–2:10; Matius 2:7-23);
- Keduanya berpuasa selama 40 hari (Keluaran 24:18; 34:28; Ulangan 9:18, 25; Matius 4:1, 2);
- Keduanya berperan dalam melakukan pembebasan (Keluaran 3:1-10; Kisah 7:30-37; 3:19-23);
- masing-masing menjadi perantara suatu perjanjian dengan umat-Nya (Keluaran 24:3-8; Ibrani 8:3-6; 9:15).
Telah dinubuatkan pula bahwa Allah akan mengutus nabi Elia, yang salah satu pekerjaannya adalah memalingkan orang-orang Israel kepada pertobatan yang sejati. Selama Yesus Kristus berada di bumi, Yohanes Pembaptis melakukan jenis pekerjaan seperti itu dan melayani sebagai pembuka jalan bagi sang Mesias, sebagai penggenapan Maleakhi 4:5, 6 (Matius 11:11-15; Lukas 1:11-17). Namun, karena transfigurasi itu terjadi setelah kematian Yohanes Pembaptis, tampilnya nabi Elia dalam peristiwa tersebut menunjukkan bahwa pekerjaan pemulihan ibadah sejati kepada Allah. Selain itu, baik Musa maupun Elia menggambarkan di muka orang-orang Kristen yang telah diurapi oleh Roh Kudus dan dengan demikian menerima harapan untuk “dimuliakan bersama” Yesus Kristus (Roma 8:17; Wahyu 11:1-6).
Selama transfigurasi itu, Yesus Kristus, Musa, dan Elia berbicara tentang kepergian (Yunani: ἔξοδος – EXODOS) Kristus yang telah ditentukan untuk Ia genapi di Yerusalem:
Lukas 9:31
LAI TB, Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
KJV, Who appeared in glory, and spake of his decease which he should accomplish at Jerusalem.
TR, οι οφθεντες εν δοξη ελεγον την εξοδον αυτου ην εμελλεν πληρουν εν ιερουσαλημ
Translit interlinear, hoi {mereka} ophthentes {tertampak} en {dalam} doxê {cahaya terang} elegon {membicarakan} tên exodon {kepergian} autou {-Nya} ên {(nubuat/ tujuan/ kematian) yang} emellen {Ia harus} plêroun {memenuhi/ menyelesaikan} en {di} ierousalêm {yerusalem}
Note:
Kata ἔξοδος – EXODOS, eksodus atau keberangkatan, jelas mencakup kematian Kristus maupun kebangkitannya ke kehidupan roh yang terjadi setelah itu.
Beberapa kritikus telah berupaya menggolongkan transfigurasi itu sebagai mimpi saja. Akan tetapi, secara masuk akal, tidak mungkin Petrus, Yakobus dan Yohanes mendapat mimpi yang persis sama. Yesus Kristus sendiri menyebut peristiwa yang terjadi itu sebuah penglihatan (Matius 17:9), bukan sekadar ilusi. Kristus benar-benar ada di sana, sekalipun Musa dan Elia, yang telah meninggal, tidak hadir di sana secara harfiah. Mereka digambarkan dalam penglihatan. Kata Yunani yang digunakan untuk “penglihatan” di Matius 17:9 adalah ὅραμα – horama, yang juga diterjemahkan menjadi “pengelihatan” (Kisah 7:31). Mereka menganggap transfigurasi itu tidak menyiratkan sesuatu yang tidak nyata.
Namun demikian Alkitab menuliskan pada peristiwa transfigurasi itu disaksikan oleh para murid dalam keadaan sadar (mereka terbagun). Mereka menyaksikan dengan mata dan telinga jasmani. Petrus, Yakobus dan Yohanes benar-benar melihat dan mendengar apa yang terjadi pada waktu itu :
Lukas 9:32
LAI TB, Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu.
KJV, But Peter and they that were with him were heavy with sleep: and when they were awake, they saw his glory, and the two men that stood with him.
TR, ο δε πετρος και οι συν αυτω ησαν βεβαρημενοι υπνω διαγρηγορησαντες δε ειδον την δοξαν αυτου και τους δυο ανδρας τους συνεστωτας αυτω
Translit interlinear, ho de {tetapi} petros {petrus} kai {dab} hoi {orang2} sun {bersama} autô {dia} êsan bebarêmenoi {dengan nyenyak} hupnô {dlm keadaan tidur} diagrêgorêsantes {dan ketika mereka telah bangun sepenuhnya} de {lalu} eidon {mereka melihat} tên doxan {cahaya terang} autou {-Nya} kai {dan} tous duo {kedua} andras {orang} tous sunestôtas {berdiri bersama} auto {Dia}
Ketika Musa dan Elia akan berpisah dengan Yesus, Petrus mengusulkan untuk mendirikan tiga kemah: masing-masing untuk Yesus, Musa dan Elia (Lukas 9:33). Tetapi sementara sang rasul sedang berbicara, suatu awan terbentuk (Lukas 9:34), tampaknya (seperti di kemah pertemuan di padang belantara) melambangkan kehadiran Allah di gunung tempat terjadinya transfigurasi tersebut (Keluaran 40:34-38). Dari awan itu keluarlah suara Allah, yang mengatakan, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia” (Lukas 9:35).
Bertahun-tahun kemudian, sewaktu menunjuk kepada transfigurasi itu, Petrus mengidentifikasi suara dari surga itu sebagai suara Bapa di Sorga:
2 Petrus 1:17-18
1:17 Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”
1:18 Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus.
Dalam transfigurasi itu, jelaslah bahwa Musa dan Elia mewakili Hukum serta para Nabi, dan keduanya menunjuk kepada dan digenapi dalam diri Kristus. Meskipun dahulu Allah berbicara melalui para nabi, Ia kini menunjukkan bahwa Ia akan melakukan hal itu melalui Anak-Nya (Galatia 3:24; Ibrani 1:1-3).