Beberapa tempat yang akan anda kunjungi di Yerusalem bersama Permata Tour :
1. Tembok Ratapan
Tembok Ratapan adalah tempat yang penting dan dianggap suci oleh orang Yahudi. Ini adalah sisa dinding Bait Suci di Yerusalem yang dibangun oleh Raja Herodes. Bait Suci itu hancur ketika orang-orang Yahudi memberontak kepada kerajaan Romawi pada tahun 70 Masehi.
Panjang tembok ini aslinya sekitar 485 meter, dan sekarang sisanya hanyalah 60 meter.
Orang Yahudi percaya bahwa tembok ini tidak ikut hancur sebab di situlah berdiam “Shekhinah” (kehadiran ilahi). Jadi, berdoa di situ sama artinya dengan berdoa kepada Tuhan.
Tembok ini dulunya dikenal hanya sebagai Tembok Barat, tetapi kini disebut “Tembok Ratapan” karena di situ orang Yahudi berdoa dan meratapi dosa-dosa mereka dengan penuh penyesalan. Selain mengucapkan doa-doa mereka, orang Yahudi juga meletakkan doa mereka yang ditulis pada sepotong kertas yang disisipkan pada celah-celah dinding itu.
Dinding ini dibagi dua dengan sebuah pagar pemisah (mechitza) untuk memisahkan laki-laki dan perempuan. Orang Yahudi Ortodoks percaya bahwa mereka tidak boleh berdoa bersama-sama dengan kaum perempuan.
2. Kota Lama Yerusalem
Kota Lama Yerusalem (bahasa Ibrani: העיר העתיקה, Ha’Ir Ha’Atiqah, Arab: البلدة القديمة, al-Balda al-Qadimah, bahasa Turki: Kudüs, bahasa Armenia: Երուսաղեմի հին քաղաք, Yerusaghemi hin k’aghak’ ) adalah Kota Tua Yerusalem yang dikelilingi oleh tembok yang berada dalam kawasan Yerusalem Timur di Kota Yerusalem seluas 0,9 kilometer persegi (0,35 sq mi).[2] Distrik Kota Tua Yerusalem terbagi dalam empat wilayah yaitu Bagian Muslim, Bagian Yahudi (warna biru), Bagian Kristen, dan Bagian Armenia (yang juga mayoritas penduduknya beragama Kristen).
Hingga 2007, penduduk total kota mencapai 36.965 dengan kelompok penduduk beragama pada tahun 2006: 27.500 Muslim (hingga 17.000 pada tahun 1967, dengan lebih dari 30.000 pada 2013, kecenderungan: meningkat); 5.681 Kristen (6.000 pada tahun 1967), tidak termasuk 790 orang Armenia (menurun hingga 500 pada tahun 2011, cenderung menurun); dan 3.089 Yahudi (dimulai sejak ketiadaan pada tahun 1967, mereka diusir setelah Kota Lama dikuasai oleh Yordania menurut Perang Arab-Israel 1948, dengan sekitar 3.000 ditambah sebanyak 1.500 pelajar yeshiva pada tahun 2013, kecenderungan: meningkat).[3][4][5]
Kota Lama Yerusalem disebut juga Baitul Maqdis atau Al-Quds. Di dalam Kota Lama Yerusalem, banyak terdapat situs-situs suci umat Muslim, Nasrani, dan Yahudi. Di sudut tenggara Yerusalem Lama ini terdapat Kompleks Al-Haram asy-Syarif yang di dalamnya terdapat Kubah Shakhrah dan Masjid Al-Aqsha dan pada sudut masjid tersebut terdapat Tembok Ratapan.
Abdullah bin Umar, seorang sahabat Nabi Muhammad, ahli hadits dan hukum fiqih mengatakan:
“Baitul Maqdis adalah tempat para Nabi dan berkumpulnya mereka untuk beribadah. Tidak ada sejengkal pun tanah di tempat itu yang tidak dipakai untuk sembahyang oleh para Nabi atau para Malaikat”.
Tempat ini pun terdaftar di Situs Warisan Dunia UNESCO atas usul dari Yordania.
3. Bukit Zaitun
Sejak dulu, banyak orang Yahudi dikuburkan di tempat ini, terutama di bagian selatan di mana terdapat kuburan yang digali dari dalam batu, yang sekarang menjadi desa Silwan.[4] Makam yang dianggap milik nabi Zakharia dan Absalom anak Daud masih ada di sana. Di lereng atas, terdapat makam nabi-nabi Hagai, Zakharia (yang lain) dan Maleakhi. Juga ada makam rabi-rabi terkenal bangsa Yahudi.
Tentara Romawi dari Legio X Fretensis bermarkas di bukit ini saat mengepung Yerusalem tahun 70 M. Upacara keagamaan untuk menandai bulan baru juga dilakukan di sini pada zaman Bait Suci Kedua.[5] Setelah hancurnya Bait Suci, orang-orang Yahudi merayakan Sukkot (Hari Raya Pondok Daun-daunan) di Bukit Zaitun. Mereka berziarah ke sini karena bukit ini terletak 80 meter lebih tinggi dari Bukit Bait Suci dan memberikan pemandangan daerah bekas Bait Suci. Tempat ini menjadi tradisi untuk meratapi kehancuran Bait Suci, terutama pada hari raya Tisha B’Av.[5] Tahun 1481, seorang Yahudi Italia, Rabbi Meshulam Da Volterra, menulis: “Dan seluruh masyarakat Yahudi, tiap tahun, naik ke gunung Zion pada hari Tisha B’Av untuk berpuasa dan berduka, dan dari sana mereka berjalan turun sepanjang lembah Yosafat dan naik ke atas Bukit Zaitun. Dari sana mereka melihat seluruh bukit tempat Bait suci dan mereka menangis serta meratapi kehancuran Bait ini.”[6] Pada pertengahan tahun 1850-an, penduduk desa Silwan dibayar £100 setiap tahun oleh orang-orang Yahudi untuk mencegah perusakan makam-makam di atas bukit.[7]
Selama pemerintahan Yordania dari tahun 1948 sampai 1967, penguburan Yahudi dihentikan dan banyak perusakan terjadi. 40,000 dari 50,000 makam dirusak.[8][9][10][11] Raja Hussein dari Yordania mengizinkan pembangunan Seven Arches Intercontinental Hotel di puncak Bukit Zaitun beserta jalan yang melalui kuburan sehingga menghancurkan ratusan makam Yahudi, termasuk yang dari zaman Bait Suci pertama..[12][13][14] Setelah “Perang 6 Hari”, restorasi dimulai dan kuburan dibuka lagi untuk penguburan.
Perdana Menteri Israel, Menachem Begin, minta dikuburkan di Bukit Zaitun dekat makam Meir Feinstein, anggota Irgun Etzel, tidak di makam nasional Bukit Herzl.
4. Menara Daud
Menara Daud (bahasa Inggris: Tower of David; bahasa Ibrani: מגדל דוד, Migdal David, برج داود, Burj Daud), juga dikenal sebagai Benteng Yerusalem (bahasa Inggris: Jerusalem Citadel), adalah sebuah benteng kuno yang terletak di dekat jalan masuk ke Gerbang Jaffa di tepi barat dari Kota Lama Yerusalem.
Benteng yang berdiri hari ini bertarikh pembuatan pada zaman Mamluk dan Utsmani. Dibangun di lokasi yang sebelumnya merupakan fortifikasi kuno dari zaman Hashmonayim, Herodian, Bizantium dan Islam awal, setelah dihancurkan berulang kali selama dekade terakhir pada Perang Salib di Tanah Suci oleh penguasa Ayyubiyah dan Mamluk.[1] Benteng ini memuat penemuan arkeologi penting bertarikh lebih dari 2.000 tahun lalu termasuk tambang yang bertarikh zaman Bait Pertama, merupakan tempat populer untuk menyelenggarakan acara amal, pameran kerajinan tangan, konser, dan pertunjukan suara-dan-cahaya.
Dan Bahat menulis bahwa tiga menara asli Hasmonean diubah oleh Herodes, dan “menara di timur laut digantikan oleh menara yang lebih besar dan kokoh, dinamai “Menara Daud” (“Tower of David”) di awal abad ke-5 Masehi” Nama “Menara Daud” diberikan oleh orang Kristen Bizantium yang meyakini tempat itu sebagai situs istana Raja Daud.[2] Mereka meminjam nama “Menara Daud” dari Kitab Kidung Agung, yang ditulis oleh raja Salomo, anak raja Daud, yang memuat kata-kata: “Lehermu seperti menara Daud, dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu perisai tergantung padanya dan gada para pahlawan semuanya.” (Kidung Agung 4:4).
5. Via Dolorosa
Via Dolorosa merupakan sisa-sisa satu dari dua jalur utama timur-barat (Decumanus Maximus) yang melintasi Aelia Capitolina, dibuat oleh kaisar Hadrian. Desain kota Romawi standar menempatkan jalur timur-barat utama melalui tengah kota, tetapi adanya Bait Suci di tengah posisi ini membuat para perancang untuk kaisar Hadrian membuat satu jalur timur-barat di sebelah utaranya. Sebagai tambahan dari jalur pusat utara-selatan (cardo), yang di Yerusalem mengarah ke atas bukit sebelah barat, jalur utama utara-selatan kedua ditambahkan di bawah garis Tyropoeon Valley; kedua cardines melebur di dekat Gerbang Damaskus, dekat dengan Via Dolorosa. Jika Via Dolorosa diteruskan ke barat dalam garis lurus melintasi dua jalur tersebut, akan membentuk suatu blok segitiga yang terlalu sempit untuk membangun bangunan standar; decumanus (sekarang Via Dolorosa) sebelah barat Cardo dibangun di sebelah selatan bagian timurnya, sehingga jalur itu tidak tersambung dan terlihat sampai sekarang.
” Yuk hubungi kami di 0812-1948-4207 untuk info lebih lanjut … “
Tuhan Memberkati..